Brebes, Beritafakta.id – Puluhan petani Brebes melakukan aksi walk out(meninggalkan acara audiensi) dan menggelar demonstrasi di depan PT. Daehan Global Brebes hari ini, Jumat (14/2), setelah audiensi di Balai Desa Cimohong, Kecamatan Bulakamba, menemui jalan buntu.
Para petani kecewa karena tuntutan kompensasi atas lahan pertanian mereka yang rusak diduga akibat limbah industri selama tujuh tahun terakhir tidak dipenuhi oleh pihak perusahaan.
Amrulloh, seorang tokoh masyarakat yang mendampingi para petani, menyatakan aksi walk out dan demonstrasi merupakan bentuk protes atas ketidakpedulian manajemen PT. Daehan Global terhadap nasib para petani.
“Kami walk out dari audiensi karena kami anggap tidak ada solusi dari tuntutan yang kami ajukan,” jelas Amrulloh.
Ia menambahkan, “Selama tujuh tahun tuntutan kami tidak ada realisasi dari PT. Daehan.” ungkapnya.
Amrulloh bahkan mengancam akan menggelar aksi demonstrasi yang lebih besar lagi dengan melibatkan ribuan peserta jika tuntutan mereka tetap diabaikan.
Setelah melakukan aksi demonstrasi di depan PT. Daehan Global, para petani membubarkan diri setelah pihak manajemen perusahaan tidak menemui mereka.
Sementara itu, Nanang, perwakilan PT. Daehan Global Brebes, mengatakan tuntutan kompensasi para petani telah disampaikan kepada manajemen. Namun, ungkap, Nanang, manajemen menyatakan belum dapat memenuhi tuntutan tersebut karena membutuhkan kajian lebih lanjut.
“Pimpinan kami menyampaikan bahwa tidak bisa memenuhi kompensasi yang bapak-bapak inginkan,” disampaikan Nanang saat audiensi berlangsung.
Sebagai informasi, para petani menuntut kompensasi atas lahan pertanian seluas sekitar 7 bau (4.900 m²) yang tidak produktif sejak tahun 2018. Mereka menduga kerusakan lahan tersebut disebabkan oleh limbah industri PT. Daehan Global.
Petani memperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah, dengan estimasi Rp30 juta per bau per tahun.