Batam, beritafakta.id – Di tengah bulan suci Ramadan yang seharusnya menjadi waktu untuk beribadah dan meningkatkan ketakwaan, Gelper Sky Villa Nagoya Batam tetap beroperasi tanpa kendala. Keberadaan gelper yang mengundang kontroversi ini menuai keluhan dari berbagai kalangan, karena beroperasinya tempat hiburan elektronik ini dianggap mengganggu ketenangan dan spiritualitas umat Islam selama bulan suci.
Gelper Sky Villa, yang dikenal sebagai salah satu tempat hiburan yang menggunakan mesin permainan elektronik, telah lama menjadi sorotan terkait legalitas dan dampaknya bagi masyarakat. Meski pemerintah daerah dan sejumlah organisasi keagamaan telah memperingatkan agar tempat-tempat hiburan tidak beroperasi selama Ramadan, gelper ini tetap buka dan bahkan tampak ramai dikunjungi.
“Seharusnya bulan Ramadan menjadi waktu bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, tapi dengan adanya gelper seperti ini, banyak orang tergoda untuk datang dan akhirnya lupa waktu,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
19/03-2025
Tidak hanya itu, keberadaan gelper yang beroperasi di bulan suci ini juga dianggap berpotensi memperburuk moralitas masyarakat, khususnya generasi muda. Dengan jam operasional yang bebas, tempat hiburan semacam ini dianggap bisa menumbuhkan kebiasaan yang tidak sehat di kalangan remaja, seperti kecanduan permainan elektronik yang berujung pada pengabaian kewajiban sosial dan agama.
Tantangan Pemerintah dan Penegakan Hukum*
Pihak pemerintah Batam, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta aparat penegak hukum, mendapat sorotan tajam terkait tidak adanya tindakan tegas terhadap operasional gelper ilegal ini. Meskipun sempat ada wacana untuk menutup tempat hiburan semacam ini, kenyataannya masih banyak gelper yang terus beroperasi tanpa pengawasan yang ketat.
“Seharusnya pemerintah dan instansi terkait bertindak tegas untuk menutup gelper yang tidak memiliki izin atau melanggar aturan yang ada. Tidak hanya merugikan masyarakat secara langsung, keberadaan gelper juga merusak citra Batam sebagai kota yang religius dan berkembang,” tegas salah seorang anggota DPRD Batam yang turut menyuarakan keluhannya terkait masalah ini.
Keresahan Warga Menyebar*
Keresahan semakin meluas ketika semakin banyak warga yang mengeluhkan pengaruh buruk gelper terhadap lingkungan sekitar, seperti meningkatnya kemacetan, kerumunan, dan suara bising yang mengganggu ketenangan di sekitar Sky Villa. “Ramadan seharusnya menjadi momen bagi kita untuk lebih fokus pada ibadah, tetapi dengan adanya tempat seperti gelper ini, kita seperti dihadapkan pada godaan yang tidak berhenti,” kata seorang warga yang tinggal di kawasan Nagoya.
Salah satu dampak lain yang juga dikhawatirkan adalah kebiasaan buruk yang dapat tumbuh di kalangan remaja. Di beberapa kawasan yang dekat dengan gelper, remaja sering terlihat nongkrong dan menghabiskan waktu bermain game di tempat tersebut. Hal ini dikhawatirkan dapat merusak pola pikir dan perilaku mereka, serta mengurangi rasa hormat terhadap waktu dan tempat ibadah.
Operasional Gelper Sky Villa Nagoya Batam yang terus berlangsung di bulan Ramadan ini menjadi bukti adanya kesenjangan antara harapan masyarakat dan kebijakan pemerintah terkait tempat hiburan. Masyarakat Batam berharap agar pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas untuk menutup gelper yang tidak sesuai dengan aturan dan merugikan ketenteraman umat beragama.
Selain itu, diharapkan ada langkah nyata dari pemerintah dan aparat untuk menciptakan Batam sebagai kota yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moralitas. Bagaimana nantinya nasib gelper ilegal ini? Masyarakat Batam menunggu tindakan nyata dari pemerintah.
Simon T