Menteri PANRB Ajak Ciptakan Birokrasi yang Berpusat pada Masyarakat

Senin, 27 Oktober 2025 - 18:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

beritafakta.id – Transformasi tata kelola bukan hanya tentang sistem, prosedur, atau teknologi. Akan tetapi tentang bagaimana menghadirkan negara yang semakin menyejahterakan, melayani, dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

Masyarakat tidak lagi diposisikan hanya sebagai penerima layanan, tetapi juga sebagai mitra dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan. Dengan cara pandang ini, pemerintahan menjadi lebih partisipatif, transparan, dan dipercaya.

“Mari kita terus membangun birokrasi yang adaptif, terbuka, dan berorientasi pada kebutuhan warga. Semoga kolaborasi ini menjadi bagian dari ikhtiar panjang untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara utama pada kegiatan program kursus singkat Internasional “Building a Resilient and Innovative Indonesia: Empowering Leadership, Governace, and Sustainable Development”, di Auditorium Universitas Bakrie, Jakarta, Senin (27/10/2025).

Menteri Rini menjelaskan dalam menghadapi kompleksitas tata kelola pemerintahan modern, pemerintah membutuhkan kerangka strategis yang jelas. Karena itu, pengembangan administrasi publik diarahkan pada lima prioritas utama. Yakni pertama, reformasi tata kelola dan regulasi agar lebih sederhana dan adaptif. Kedua, peningkatan kualitas kebijakan publik agar semakin berbasis data dan memberi hasil nyata.

“Ketiga, peningkatan kualitas pelayanan publik yang mudah, cepat, dan menjangkau semua. Keempat, peningkatan kualitas dan kompetensi ASN. Dan kelima, melakukan percepatan transformasi digital pemerintah,” ungkapnya.

Menteri Rini mengatakan reformasi tata kelola tidak hanya berhenti pada penyederhanaan struktur atau regulasi, tetapi diwujudkan secara nyata melalui penyusunan proses bisnis tematik. Pendekatan ini dirancang untuk memastikan bahwa seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah bergerak searah dalam mendukung program prioritas Presiden.

“Melalui proses bisnis tematik, kami mengidentifikasi alur kerja lintas instansi yang terlibat dalam satu isu pembangunan, misalnya Pemenuhan Gizi Nasional dan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Setiap aktor dalam birokrasi memiliki peran yang jelas, tanggung jawab yang terukur, dan mekanisme koordinasi yang terintegrasi,” jelasnya.

Selanjutnya, melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKP), pemerintah mendorong perubahan cara kerja dari kinerja instansional menuju kinerja terpadu. Kedepannya, fokusnya bukan lagi pada keberhasilan masing-masing instansi, tetapi pada pencapaian hasil bersama.

“Dengan shared outcome, setiap kementerian/lembaga bergerak dalam satu arah, satu irama, dan satu tujuan sehingga target pembangunan nasional benar-benar dapat kita capai secara kolektif,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk menghasilkan kebijakan publik yang berkualitas, Indonesia mendorong lima langkah strategis yang berjalan saling melengkapi. Pertama, setiap kebijakan perlu diawali dengan kajian yang memadai, sehingga keputusan yang diambil memiliki dasar pengetahuan yang kuat. Kedua, pemanfaatan teknologi sebagai policy intelligence platform untuk memperkaya analisis dan mempercepat proses.

Ketiga, penguatan fungsi clearing house agar kebijakan yang lahir tidak tumpang tindih dan tetap koheren dalam kerangka pembangunan nasional. Keempat, penguatan kapasitas dan kompetensi SDM agar perumus kebijakan memiliki kompetensi yang relevan dengan tantangan zaman. Serta kelima, implementasi kebijakan inklusif dan partisipatif melalui co-design, co-creation, dan konsultasi yang terbuka.

“Dengan lima langkah ini, kualitas kebijakan diharapkan semakin evidence-based, kolaboratif, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas,” ungkapnya.

Dalam meningkatkan kualitas layanan, Indonesia menempatkan manusia sebagai pusat dari setiap prosesnya. Kerangka regulasi, penguatan talenta ASN, dan percepatan layanan digital menjadi tiga fondasi utamanya. Semua itu diarahkan untuk menciptakan layanan yang transparan, berkeadilan, dan dapat dipercaya.

“Harapannya, masyarakat bukan hanya mendapat layanan yang baik, tetapi juga merasa dihargai dan diperlakukan sebagai warga negara yang memiliki hak atas pelayanan publik yang bermartabat,” tegasnya.

Menteri Rini mengatakan, dalam peningkatan kualitas dan kompetensi ASN pengembangan kompetensi tidak bisa lagi dilakukan secara eksklusif dalam lingkup birokrasi saja. Akan tetapi perlu beralih dari ego-system menuju eco-system, di mana pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan komunitas bergerak sebagai satu ekosistem pembelajaran.

“Melalui kolaborasi, kita dapat membuka akses belajar yang lebih luas, memperkaya perspektif, serta menyiapkan talenta ASN yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan cara ini, pengembangan kompetensi menjadi gerakan bersama, bukan tugas pemerintah semata,” ungkapnya.

Dalam transformasi digital pemerintah, Menteri Rini menegaskan, transformasi digital pemerintah merupakan pembenahan menyeluruh, bukan sekadar menambah aplikasi. Hal ini mencakup perbaikan tata kelola, SDM, budaya kerja, keamanan siber, dan layanan yang berbasis kebutuhan masyarakat.

“Untuk itu, pembangunan Digital Public Infrastructure, mulai dari digital ID, pertukaran data, hingga digital payment, menjadi fondasi keterpaduan layanan pemerintah di masa mendatang,” tutupnya

Berita Terkait

Wamen Viva Yoga Ajak Pengusaha Investasi di Transmigrasi
IATPI Dukung Penguatan Tata Kelola Lingkungan Perkotaan Lewat Benyamin S Award 2025
Pemerintah Genjot Pengawasan dan Integritas Demi Standar OECD
NUHA Konsultan IT Solusi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Tinjau MPP Kota Jambi, Wamen PANRB Pastikan Pelayanan Publik Berjalan dengan Baik
IATPI Selenggarakan Pelatihan SNI ISO/IEC 17024:2012 untuk Perkuat Kapasitas LSP Teknik Lingkungan
RUPTL Tidak Nasionalis, SP PLN Minta Presiden Prabowo Cabut KEPMEN ESDM RI NOMOR: 188 Tahun 2025
Gerak Cepat PU Pulihkan Gerbang Tol dan Halte Pejompongan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 18:33 WIB

Menteri PANRB Ajak Ciptakan Birokrasi yang Berpusat pada Masyarakat

Senin, 27 Oktober 2025 - 18:31 WIB

Wamen Viva Yoga Ajak Pengusaha Investasi di Transmigrasi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:20 WIB

IATPI Dukung Penguatan Tata Kelola Lingkungan Perkotaan Lewat Benyamin S Award 2025

Selasa, 23 September 2025 - 17:31 WIB

Pemerintah Genjot Pengawasan dan Integritas Demi Standar OECD

Sabtu, 20 September 2025 - 23:15 WIB

NUHA Konsultan IT Solusi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Berita Terbaru