Banjarnegara, beritafakta.id – Daur ulang dan pengolahan sampah, khususnya Sampah plastik dan secara umum Setiap hari sampah atau limbah yang berasal dari Rumah tangga, Tempat pusat ekonomi, industri, maka di butuhkan ide kreatif untuk menjadi solusi, contoh Sampah bisa menjadi enegi alternatif yang ramah lingkungan.
Bank Sampah Banjarnegara (BSB) yang berada di Desa Kasilib, Kecamatan Banjarnegara, telah mel akukan bukan hanya sekedar isapan jempol belaka, tapi berinovasi mengolah sampah plastik yang selama ini menjadi persoalan khususnya di kabupaten Banjarnegara,dengan membuat mesin Pirolisis alat pendaur ulang dengan pembakaran manual tanpa oksigen, sehingga menghasilkan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dengan brand name Petasol.
Budi Sutrisno Aji Owner BSB sekaligus Pendiri, penggagas menyampaikan kepada Awak media, Minggu (12/1/2025), ia mengatakan bahwa berawal dari pengelolaan sampah biasa, pada akhirnya secara kemandirian timbul ide untuk menuangkannya.
“Historinya kan bisa di lacak di Sosmed kita, Awalnya kita ya murni Bank Sampah, Hanya beberapa desa kita ngumpulin sampah plastik, kita butuh di sortir untuk bayar pekerja saja engga cukup,kalau ngandalin dari pemerintah, aduh engga bakalan bertahan,mau tidak mau kita harus punya produk untuk back up operasional”, Katanya
Produk yang di hasilkan dari BSB sudah di lirik oleh beberapa investor asing dari beberapa negara, tapi ia ingin mengangkat Produk Domestik untuk Indonesia.
“Kita sudah ada permintaan dari Malaysia, tiga titik ya, dari Belanda mungkin Bulan Februari mau ke sini, dari Australia pernah ke sini, dari Jepang
pernah, pernah ketemu kita juga, cuman kalau di bilang terlalu idealis monggo, kita kalau berfikir uang tidak ada selesainya,kita maunya di Indonesia saja lah,” Tegasnya.
Budi dalam hal ini, sementara tidak menginginkan tingkatkan teknologi pengolahan sampah plastik di BSB, dengan mengandalkan teknologi automatic machine, tapi ia utamakan penyerapan tenaga kerja, tujuannya untuk Kurangi angka pengangguran.
“Termasuk mesin mas,kalau kita bikin mesin yang canggih sebetulnya bisa bisa saja,kenapa kita bikin manual, supaya tenaga kerja terserap hitungan ekonomi masih ketemu, saya bisa bikin kemasan 50 liter Operatornya hanya dua, tapi tenaga tidak terserap, ” Ujarnya.
Leih lanjut, Budi tetap terapkan Tingkatkan di Sumber daya manusia, untuk kepentingan masyarakat.
“Jadi di Indonesia belum saatnya serba automatic, masih banyak pengangguran dan kami tetap mengutamakan pemberdayaan masyarakat juga penting,” Imbuhnya.
Dalam proses perjalanan BSB, Budi menceritakan pengalamannya, pro kontra terjadi dan muncul stigma negativ yang bergesekan dengan kebijakan.
“Awal awal saya sering marah marah di LH, apa perlu saya kirimkan sampah ke sini, karena tidak ada solusi untuk sampah plastik, kalau kita konsultasi ke sana paling buat kerajinan, lantas siapa yang mau beli, itu kan skup RT,dan sirkulasi nya engga ada, “katanya.
“Pada waktu itu, kita mempunyai nasabah 8000 nasabah sampah plastik yang setor ke kita,” Lanjut nya.
Dari Dinas Lingkungan Hidup dari luar Daerah, Budi sering mendapatkan undangan, dan di ketahuinya Banjarnegara belum di libatkan dalam urusan Lingkungan Hidup.
“Saya dan teman teman sudah sering di undang Dinas lingkungan hidup di daerah, yang belum sama sekali di libatkan daerah Banjarnegara, dari Pemkab setempat justru yang suport dari awal adalah Dispermades,” Ungkapnya
Budi sebagai Penggiat lingkungan, ia berharap pemerintah Kabupaten Banjarnegara, ia mempunyai harapan besar jika nanti pemerintah kabupaten membuat regulasi khusus terkait sampah plastik yang menjadi persoalan tiap harinya.
“Harapan kami,dari Pemerintah membuat Perbup terkait pengolahan khusus sampah plastik, persoalan sampah sudah menjadi permasalahan dan menjadi isu lingkungan,di Banjarnegara,” Tutupnya.(*)